WarnetPlus Alianet

Pusat Informasi Peluang Kerja & Peluang Usaha

Thursday, August 31, 2006

Support dari Milis Bisnis-Smart

Pak Agus Suprapto,
Selamat atas small winningnya. Pergerakan Pak Agus ini bisa menjadi
contoh bagi kita anggota milis bisnis smart. Dengan memberi
pelatihan seperti ini berarti Pak Agus sudah berkontribusi di bisnis
pendidikan dan bisnis IT-nya sendiri. Mudah2an seiring dengan
angkatan 2 dan seterusnya, bisa ikut membantu masyarakat kita melek
TI.

Siapa menyusul?

Salam SMART!,

Anton
Co-Moderator

http://neotb.blogspot.com


----------------------------------------------------

Selamat... Selamat saya ucapkan buat pak agus, semoga
ide-ide brillian terus lahir dan mengalir.

Untuk waktu2x yang mendatang, Saya juga kepingin punya
usaha yang hampir sama yakni mendirikan
kursus/pelatihan untuk servis/reparasi Handphone.
dengan lokasi di sekitar Depok maupun Bogor.

Kapan kapan saya ingin sharing dengan Bapak mengenai
dunia pelatihan teknisi.

Oh yah, apa ada teman bismrt yang sudah punya lembaga
kursus reparasi handphone GSM atau CDMA ? bagi trik
dan ilmunya dong... atau mungkin ada peluang kerja
sama yang bisa di garap !

Salam Smart
Be Smart entrepreneur !
Soleman

Tuesday, August 29, 2006

Cerita Dari Training Teknisi Warnet Angkatan 1


Heboh, Seru, Panas…!
Di pagi yang cerah, Sabtu, 26 Agustus 2006, Warnet Plus Alianet kedatangan sejumlah anak muda, 8 orang laki-laki dan 1 orang wanita. Ruangan Warnet yang hanya berukuran 3 x 6 m siap menyambut kedatangan mereka. Rupanya ke 9 anak muda tersebut adalah peserta Training Teknisi Warnet. Beberapa orang terlihat sedikit kaget begitu sampai di lokasi training. Ada yang menduga WarnetPlus adalah warnet yang “wah” dengan ruangan yang luas dan ber AC . Ternyata hanya sebuah warnet kecil yang terletak di gang disamping sebuah kampus. Tanpa AC, hanya terpasang 3 unit kipas angin di dinding ruangan. Kapasitas ruangan pun hanya 10 unit komputer tanpa sekat partisi.

Keterkejutan mereka memang beralasan, karena sama sekali mereka belum pernah datang ke warnetPlus. Hanya satu orang yang pernah berkunjung sebelumnya. Yang lainnya melakukan proses pendaftaran melalui sms dan email dengan pembayaran transfer Bank BCA ke rekening saya. Informasi training saya rilis di blog ini, dan menitipkan info training di beberapa milis yang saya ikuti. Tidak lupa di beberapa situs iklan baris.
Daftar Peserta Training Teknisi Warnet Angkatan 1

Akhirnya terselenggara juga Training Teknisi Warnet yang merupakan angkatan I di WarnetPlus yang kebetulan saya dan istri sebagai Ownernya. Saya sendiri bertindak sebagai Pengajar. Berbekal pengalaman mengelola warnet dan pernah menjadi teknisi mantenance beberapa warnet di Jakarta, saya mencoba membagikan pengalaman kepada peserta bagaimana menjadi teknisi warnet secara mudah dan santai. Teknisi warnet yang sering dikonotasikan dengan keahlian tingkat tinggi dan sulit, saya buat mudah dan diharapkan supaya menjadi teknisi tapi bisa tidur nyenyak. Peserta dibekali dengan praktek dasar membangun jaringan LAN mulai dari memasang kabel UTP sampai mensetting TCP/IP. Tidak lupa cara install billing system, backup program dengan Norton Ghost dan proteksi Windows dengan DeepFreeze & Antivirus.

Alhamdulillah, semua peserta nampak antusias mengikuti jalannya training yang berlangsung dari pagi hingga sore hari. Menariknya, meskipun training ini ditujukan untuk pemula, ternyata tidak semua peserta adalah pemula di bidang komputer khususnya warnet. Beberapa orang sudah bekerja sebagai admin dan teknisi warnet. Herry yang nama lengkapnya Harry Dertin Sutisna misalnya, sudah bekerja sebagai admin warnet di daerah UKI Cawang. Karena sudah memiliki dasar pengalaman di warnet, peserta yang paling heboh ini justru sering memberikan koreksi dan tambahan terhadap materi yang disampaikan pengajar.

Ada juga pemilik warnet di daerah Kebayoran Baru, Ratih Widiandini yang ingin mengetahui sendiri seluk beluk kerja teknisi warnet terutama cara backup dan billing system. “Warnet saya sering kebobolan billing, ada yang main lama tapi bayarnya hanya seribu.” Katanya. Menurut pengakuan Ratih, warnet yang berdiri sekitar satu tahun itu, untuk urusan teknis diserahkan kepada seorang teknisi. Dia sendiri merasa belum menguasai ketrampilan sebagai teknisi warnet, karena itu dia mengikuti training.

Meskipun tujuan utama saya membekali mereka dengan keahlian teknis, tapi saya mendorong mereka untuk saling kenal dan membagikan pengalaman masing-masing agar saling belajar dan saling membantu sebagai tindak lanjut setelah traning. Bahkan salah satu peserta mengusulkan pembentukan milis bagi alumni training. Setelah selesai training peserta dapat berkonsultasi gratis jika menemui kesulitan dalam menerapkan contoh-contoh yang telah dipraktekkan pada saat training.

Menjelang jam 5 sore, acara diakhiri dengan pengumuman Door Prize. Dua orang yang beruntung, Arrie Dessiardani dari Ciracas mendapatkan sebuah USB Flash Disk 512 MB merk Nexus dan Ivan Iskandar mendapatkan satu box disket.

Training nampaknya bisa menjadi alternatif sebagai salah satu jasa layanan tambahan di warnet untuk mengantisipasi “masa-masa prihatin” ketika kampus libur. Maklum, pengunjung WarnetPlus Alianet 80 % adalah mahasiswa Universitas Sahid Jakarta. Setiap 6 bulan memasuki libur panjang sekitar satu sampai dua bulan. Disaat seperti itu, semua rental komputer dan warnet di sepanjang gang yang biasanya padat dengan lalu lalang mahasiswa, tiba-tiba terlihat lengang.


Agus Suprapto

Tuesday, August 01, 2006

Belajar Dari Waralaba Warnet

Mencermati tawaran waralaba Javanet Cafe

Lima tahun menjajal bisnis warnet yang dipadu dengan kafe, Javanet Cafe kini mena warkan waralaba. Mengandalkan layanan yang komplet dan suasana kare yong cozy, Javanet yakin bisnis ini masih amat menjanjikan.

Markus Sumartomdon, KONTAN No 26, Tahun X, 3 April 2006

"Gini hari, bisnis warnet?" Pernyataan ini bakal langsung tercetus dari bibir banyak orang bila kita bicara soal prospek bisnis warnet alias warung internet. Maklum, pemain warnet memang sudah menyesaki pasar. Boro-boro menjadi pemain baru, pemain lama saja, cukup banyak yang terpaksa gulung kabel dan tutup gerai.

Tapi, bisnis warnet belumlah tamat. Asal bisa memberi nilai taimbah dan memiliki konsep yang kuat dan unik serta membidik pasar yang jelas, bisnis ini masih cukup menjanjikan.

Adalah Rudy Rusdiah, seorang pengusaha warnet yang sudah membuktikannya dari pengalaman betahun tahun dibisnis Teknologi Informasi dan NetCafe. Mengusung konsep multipurpose community internet center, Rudy yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Warnet (APW/Komitel) ini telah membuka beberapa kafe internet sejak lima tahun silam. Saat ini Rudy memiliki empat gerai kafe internet. Satu bernama Millenia Cafe yang berlokasi di Pasar Festival; sisanya bernama Javanet Cafe yang berlokasi di Ratu Plaza, Pasaraya Grande, dan Panglima Polim, Jakarta.

Dalam konsep bisnis Rudy, warnet harus menjadi tempat multiguna bagi orang yang ingin merasakan nikmatnya menjelajahi dunia maya dan menjajal teknologi digital terbaru. Jadi, selain surfing, browsing, e-mail, dan chatting, diwarnet ini orang juga bisa melakukan cetak foto digital secara langsung, entah itu dari kamera digital atau ponsel. "Di sini kami menyediakan teknologi konvergensi bluetooth,WiFi dan wireless" papar dia. Selain layanan warnet yang komplet, yang bikin Millenia dan Javanet berbeda, dia juga menawarkan suasana yang cozy, khas kafe-kafe. Suasana berbeda langsung mencuat begitu kita melewati pintu masuknya. Tak ada stasiun stasiun yang dibatasi partisi sempit dan sumpek yang merljadi suasana khas warnet biasa. Semua peralatan digital di situ ditata apik, dipadu interior yang gaya, menghadirkan suasana santai dari kesan lega.


Bisa pilih kelas mal atau kelas ruko

Di dalam suasana yang asyik itu pelanggan bisa sepuasnya berselancar di dunia maya atau menyelesaikan pekerjaan kantor. Tentu sambil minum-minum, ngemil, atau makan berat. Dengan layanan macam ini, tak heran jika pelanggan betah berlama-lama nongkrong di smi. "Model wamet seperti inilah yang bisa bersaing," cetus Rudy yang juga distributor komputer merek Dell.

Lima tahun mengarungi bisnis intemet plus kafe, dan yakin prospeknya bagus, sekarang Rudy menawarkan waralaba kafe internetnya. Dari dua nama, yang dia miliki, lewat PT Asri Citra Pratama, Rudy memilih mewaralabakan Javanet Cafe. "Nama Javanet lebih menjual, "jelasnya.Untuk setahun ke depan, Rudy menargetkan akan membuat 20 Javanet Cafe di kota kota besar.

Jika Anda adalah pebisnis warnet yang ingm menambah "gizi" layanan sekaligus merengkuh pasar baru yang lebih empuk, atau pebisnis baru, tawaran waralaba Javanet ini boleh jadi pilihan yang layak disimak. Bagi yang berminat, Rudy menawarkan tiga tipe waralaba, yakni A, B, dan C, yang menyasar pasar berbeda dengan modal yang berbeda pula.

Tipe A menyasar para pebisnis atau bisa juga kawula muda dari kalangarl atas yang benar-benar menuntut kenyamanan. Makanya, lokasinya haruslah di pusat-pusat perbelanjaan atau pusat bisnis papan atas yang gampang diakses dan ramai pengunjungnya. Luas mangnya 150 m2. Adapun modal untuk membuka Javanet tipe A mi berkisar Rp 500juta-Rp 1 miliar. Untuk tipe B, lokasi idealnya tetap di pusat perbelamaan kelas atas, tapi luas ruangnya cukup 120 m2 atau Ruko strategis minimal 2 lantai (idealnya dua setengah lantai). Modalnya pun lebih kecil, yakni Rp 350 juta-Rp 490 juta.

Jika modal untuk membuka gerai tipe A dan B terasa berat, masih ada jalan ketiga. Yakni: tipe C. Modalnya sekitar Rp 250 juta-Rp 340 juta. Modal ini bisa lebih kecil lantaran ruangnya cukup seluas 80 m2. Tempatnya pun tak harus di mal-mal papan atas yang sewa dan service chargenya, mahal. "Javanet tipe C bisa di ruko," njar Rudy. Lokasinya yang bisa di tempat- tempat pendidikan, seperti dekat sekolah, kursus atau umversitas. Oh, ya) untuk memperoleh hak waralaba tersebut tentu ada franchise fee-nya. Besarnyasekitar 15% dari modal awal atau mmimal Rp.50 juta. Laiknya sistem waralaba, apa pun tipe waralabanya, terwaralabajuga harus membayar royalty fee. Besarnya 1,5% dari keuntungan kotor. Ditambah lagi dengan biaya promosi .5 % dan management fee .5 % dari laba kotor per bulannya.

Setelah memilih tipe waralaba yang pas dengan Anda, langkah selanjutnya menentukail komposisi dan memilih komputer dan program-prograin yang pas dengan pasar yang hendak Anda bidik. Misalnya, jika Anda memilih waralaba tipe C, lokasinya di dekat kampus, maka sebagian besar komputer harus memiliki fasilitas yang baik untuk permainan online (onlinegame) dan internet untuk virtual library dan kampus yang masih digemari kawula muda. Edutainment, memadukan entertainment dan educations

...Meskipun keahlian di bidang komputer dan internet bukan persyaratan mutlak namun, "Minimal terwaralaba harus hobi dengan dunia digital dan Internet" tandas Rudy.

Gaptek alias buta soal program - program computer dan seluk-beluk internet? Enggak usah khawatir. Inillah enaknya sistem waralaba. Pihak Rudy selaku pewaralaba akan sepenuhnya membantu. Mulai dan memilihkan komputer, program, menempatkan komputer, membuat sistem jaringan, hingga urusan internet. "Semua itu kami yang akan bantu mengerjakannya dengan pelatihan operator dan staff pihak franchisee (terwaralaba) ," ujar Rudy.

Dia menambahkan, Javanet juga sudah mengatasi soal kelemahan akses mtemet yang selama ini menjadi kendala bisnis wamet. Mengikuti Javanet dan Millenia Cafe yang sudah beroperasi, setiap terwaralaba Javanet Cafe pun bakal memakai tiga internet service Jaringan provider (ISP). "Kami memakai kombinasi Indosat, Indonet, serta CBN. Speedy pun kami pakai," kata Rudy. Setelah lokasi dan perlengkapan gerai sudah beres, terwaralaba bisa segera menyiapkan operasional gerarnya. Untuk ini, tentu harus ada modal kerja yang harus dimiliki, selain modal awal yang telah disebut. Besarnya sekitar Rp 60 juta-Rp 150 juta tergantung jenis waralaba yang kita pilih.

Setelah gerai buka, terwaralaba tak lantas tinggal leyeh-leyeh menunggu datangnya pengunjung mengantar rezeki ke kantongnya. Menurut Rudy, terwaralaba harus mengurusi bisnisnya secara serius.

Meskipun telah menempatkan seorang manager di gerainya, kata Rudy, pemilik gerai tak bisa melepas bisnisnya begitu saja Bagaimanapun, tetap ada beda bisnis itu diurusi orang lain atau pemiliknya sendiri. Karena itulah, meskipun keahlian di bidang komputer dan internet bukan persyaratan mutlak, "Minimal terwaralaba hobi dunia digital," tandas Rudy.

Jikalau persiapan matang dan operasional berjalan bagus, lokasi pun strategis, Rudy yakin pengunjung akan terus mengalir masuk kegerai-gerai Javanet milik terwaralaba. Dalam tempo 1,5 tahun, investor bisa menerima kembali semua rupiah yang sudah ditanamkannya. Asyik kan, bisa main-maindi dunia maya sembari hangout di kafe, dail fulus pun terus mengalir masuk.